Sebagai manusia berdosa dan hidup dalam dunia yang berdosa, kita selalu diliputi bermacam-macam ketakutan, takut terhadap terhadap kesendirian, permusuhan, orang asing, bencana, penderitaan, penyakit, usia tua, dan lain sebagainya. Alkitab tidak mengajarkan bahwa kita harus bebas sepenuhnya dari rasa takut, tetapi kita tidak boleh terus menerus dikuasai rasa takut. Di dalam Tuhan kita memiliki potensi untuk mengusir ketakutan yang mencengkeram kehidupan kita.
Para gembala sebagai gambaran diri kita. Pertama, mereka hidup dalam rutinitas yang sia-sia. Para gembala “menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam” (2:8). Mereka tenggelam dalam rutinitas hidup menjaga kawanan ternaknya. Pagi, siang dan malam hanya diisi rutinitas menggembalakan ternak. Inilah kehidupan sia-sia di bawah matahari. Kedua, mereka adalah kaum yang tersisihkan. Mereka “..tinggal di padang” sebagai kaum yang dianggap paling hina dan dianggap tidak layak untuk seremonial keagamaan dan tidak diijinkan tinggal dalam kota. Setelah nenek moyang kita jatuh dalam dosa maka kita hidup dalam keterasingan satu terhadap lainnya. Ketiga, terus menerus hidup dalam ancaman bahaya. Para gembala selalu berada dalam ancaman bahaya baik terhadap kawanan ternaknya maupun nyawa mereka. Demikian pula kehidupan kita, selalu berada dalam ancaman dosa, kuasa gelap, dan penderitaan.
Kabar yang mengusir ketakutan. Kedatangan Kristus ke dunia memberi potensi bagi kita untuk mengatasi rasa takut. Pertama, kehadiran Allah. Sekalipun kita melihat dunia ini rutinitas belaka, namun Allah yang berdaulat tetap berkarya dalam sejarah manusia. Kehadiran Allah yang disertai kemuliaanNya “bersinar meliputi mereka.“ KehadiranNya menimbulkan kegentaran tetapi sekaligus mengusir ketakutan. Kedua, firmanNya. Firman Tuhan disampaikan oleh seorang malaikat kepada para gembala dan memberi penjelasan makna penampakan ajaib tersebut dan memberi ketenteraman hati. Ketiga, pribadi Kristus. Dia adalah “Juruselamat…Kristus dan Tuhan.” Ialah Sang Mesias yang akan menyelamatkan umatNya. Ia datang terutama untuk membebaskan kita dari dosa dan hukumannya. PribadiNya Kristus saja yang sanggup memberi keselamatan dan ketenteraman bagi jiwa kita.
Kabar untuk diwartakan. Berita
tentang kedatangan Yesus ke dunia bukanlah semata-mata bagi para gembala saat natal pertama. Setelah mereka menemui bayi Yesus maka mereka mewartakannya kepada “semua orang,” yakni orang-orang lain, selain Yusuf dan Maria. Demikian pula kita yang telah menerima Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan selayaknya kita memberitakan InjilNya kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan.
Kita bersyukur karena melalui kedatangan Tuhan Yesus maka kita mendapat pengampunan dosa dan keselamatan. Kita memiliki potensi mengatasi rasa takut akan maut, hidup yang akan datang dan hidup di dunia kini-di sini. Bagian kita dalam mengatasi ketakutan di tengah dunia ini adalah dengan bersandar pada Tuhan dan firmanNya. Maranata, amin.
Renungan: Ketakutan dapat diatasi dengan takut akan Tuhan.