RENUNGAN

18

Sep 18

Bertumbuh dalam Iman

1 Petrus 2:1-3

Pdt. Ruslan Christian

         Beberapa tahun lalu, pernah sebuah koran lokal memuat berita “Menipu Rp 4 M, Tokoh Agama Diadili.” Tokoh agama yang dimaksud namanya memakai “Petrus,” nama seorang murid Yesus. Kasus yang mirip demikian sudah cukup banyak dan dianggap “biasa” oleh khalayak dan mungkin juga bagi umat kristiani. Hal demikian tentu dapat menghalangi kesaksian orang percaya di tengah dunia ini. Memang keselamatan adalah soal pemilihan Allah. Namun dalam hal kesaksian, orang percaya dipanggil sebagai garam dan terang dunia. Apa yang salah dalam perkara ini? Ada dua kemungkinan utama dalam hal ini. Pertama, orang-orang demikian cuma menjadi Kristen secara nominal (nama saja) namun tidak memiliki Kristus dalam hidupnya. Dengan kata lain “orang Kristen palsu.” Kedua, orang Kristen demikian tidak bertumbuh dalam imannya sekalipun ia telah lahir baru dan percaya kepada Yesus.

       Nas ini mengajarkan agar kita terus bertumbuh dalam iman kita. Bagaimana langkah konkret pertumbuhan tersebut? Rasul Petrus memberikan dua prinsip sederhana. Pertama, agar kita membuang segala kejahatan. Ini berarti menyucikan diri dari segala macam pencemaran spiritual dengan tidak lagi mengenakan gaya hidup lama seperti sebelum percaya kepada Kristus. Hal yang dibuang meliputi: segala kejahatan (roh yang suka kejahatan), segala tipu muslihat (ketidakjujuran yang disengaja), segala macam kemunafikan (kepura-puraan dalam kesalehan dan kasih), kedengkian (ketidakpuasan yang menimbulkan kebencian) dan fitnah (melukai orang lain demi keuntungan diri sendiri). Kedua, selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani. Air susu yang murni dan rohani tersebut adalah firman Tuhan. Melalui firman Tuhan maka hati dan pikiran kita dapat disucikan. Keinginan terhadap firman Tuhan bukan keinginan yang sekedar saja, melainkan keinginan dengan intensitas tinggi. Hanya melalui dua prinsip ini spiritualitas kita bisa bertumbuh.

       Mari menghindarkan diri jadi orang Kristen yang nominal dan sebaliknya beriman kepada Yesus secara pribadi. Tidak menjadi orang Kristen yang mengenakan gaya hidup lama yang mencintai dosa, sebaliknya menjadi orang

Kristen yang terus haus akan firmanNya.

Renungan: Spiritualitas sejati bukan terletak pada label Kristen yang lahiriah melainkan pada batiniah yang memancar dalam kehidupan konkret.